Harga Ayam di Pangkalpinang Melonjak hingga Rp40 Ribu, Pedagang Mengeluh Daya Beli Menurun


PANGKALPINANG -- Para pedagang ayam broiler di sejumlah pasar tradisional di Pangkalpinang mengeluhkan kenaikan harga ayam potong yang tajam dalam beberapa hari terakhir.

Kenaikan harga ayam ini berdampak pada daya beli masyarakat yang semakin menurun.

Arman, seorang pedagang ayam broiler di Pasar Ratu Tunggal, mengatakan bahwa harga ayam melonjak secara signifikan sejak tiga hari lalu. 

Ia menjelaskan bahwa harga ayam dari distributornya yang awalnya berada di kisaran Rp30 ribu per kilogram, kini meningkat menjadi Rp38 ribu per kilogram.

"Sudah tiga hari ini harga ayam naik. Awalnya hanya naik Rp2 ribu, tapi tiba-tiba esoknya harga melonjak tajam. Ini membuat kami para pedagang bingung karena sulit untuk menjual dalam situasi seperti ini," kata Arman kepada Bangkapos.com, Kamis (24/10/2024).

Arman juga mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga yang diberlakukan oleh distributor. Menurutnya, lonjakan harga tersebut terjadi tanpa pemberitahuan dan berdampak langsung pada usahanya.

Di pasar lain, seperti Pasar Air Itam  Pangkalpinang, Mardiyah, salah satu pedagang ayam, menyatakan bahwa harga ayam di pasarnya bahkan telah mencapai Rp40 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak empat hingga lima hari terakhir.

"Awalnya harga ayam di sini Rp35 ribu per kilogram, tapi sekarang sudah Rp40 ribu. Saya pun terpaksa menjual dengan harga tinggi karena sudah mengambil dari distributor dengan harga yang tinggi pula," ujar Mardiyah.

Sementara itu, Iwan, pedagang ayam di Pasar Pagi, juga mengalami situasi serupa. Meskipun harga di Pasar Pagi relatif lebih murah, yakni berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp36 ribu per kilogram, Iwan mengatakan bahwa minat masyarakat untuk membeli ayam menurun drastis.

"Harga sudah tidak bisa dikurangi lagi karena kami juga mengambil dari distributor dengan harga tinggi. Sampai siang, dagangan saya masih banyak. Kami juga tidak tahu pasti kenapa distributor menjual dengan harga tinggi di tengah kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang," ujar Iwan.

Para pedagang berharap agar ada kejelasan mengenai penyebab kenaikan harga ayam ini serta solusi dari pihak terkait untuk menjaga kestabilan harga agar daya beli masyarakat tidak terus menurun.


*Pemilik Usaha dan Ibu Rumah Tangga Keluhkan Dampaknya

Lonjakan harga ayam broiler yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir mulai dirasakan dampaknya oleh para pelaku usaha kecil dan rumah tangga. Kenaikan harga ini memaksa mereka melakukan penyesuaian agar tetap dapat bertahan di tengah situasi ekonomi yang sulit.

Ica, pemilik usaha rumah makan yang menjual rice bowl ayam katsu, mengaku sangat terdampak oleh kenaikan harga ayam yang kini mencapai Rp40 ribu per kilogram. 

Sebelumnya, ia membeli ayam di kisaran Rp30 ribu per kilogram, namun lonjakan harga ini membuatnya kesulitan menjaga keuntungan.

"Dengan harga ayam yang sekarang, saya harus memperkecil ukuran porsi ayam yang saya jual agar tetap menarik bagi pembeli, namun tentu saja keuntungan saya jadi berkurang," kata Icah.

Ia menyebut bahwa jika kondisi ini berlanjut, biaya produksi akan semakin tinggi dan dapat memengaruhi harga jual produknya, sesuatu yang ia khawatirkan dapat mengurangi minat konsumen.

Sandra, seorang ibu rumah tangga, juga merasakan dampak dari kenaikan harga ini. Biasanya, ia membeli ayam seharga Rp30 ribu per kilogram, namun kini ia harus mengeluarkan Rp40 ribu untuk jumlah yang sama. 

Alhasil, ia terpaksa membeli ayam dengan nominal yang sama, tetapi mendapatkan jumlah kilogram yang lebih sedikit.

"Biasanya saya bisa dapat lebih banyak, tapi sekarang dengan uang yang sama, jumlah ayamnya jauh berkurang. Ini tentu jadi kendala buat kebutuhan harian keluarga kami," ujar Sandra.

Sumber: BANGKAPOS.COM

Previous Post Next Post