BANGKA SELATAN -- Nasib tragis menimpa seorang pemuda bernama Rafli Pramana (20) asal Desa Batu Betumpang, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Rafli ditemukan tergeletak di jalan dengan luka bakar serius di sekujur tubuhnya setelah tersambar petir.
Peristiwa nahas ini terjadi saat Rafli dan seorang rekannya sedang mengendarai sepeda motor melintasi kawasan sekitar Sungai Ulim pada Selasa (24/9/2024).
Menurut Kapolsek Payung, Iptu Marto Sudomo, korban tersambar petir ketika dalam perjalanan pulang usai menyadap pohon karet di kebun.
"Iya benar, saat ini korban sudah dilarikan ke RSUD Kriopanting Payung," kata Iptu Marto Sudomo.
Berdasarkan keterangan saksi mata, sebelum kejadian hujan deras disertai petir mengguyur daerah tersebut.
Sekitar pukul 10.05 WIB, saat Rafli melintasi area persawahan Sungai Ulim, terdengar suara petir yang sangat keras.
Tak lama kemudian, korban ditemukan tergeletak di tengah jalan, sementara sepeda motornya jatuh ke dalam saluran irigasi dan terpental beberapa meter.
Warga yang berada di sekitar lokasi segera memberikan pertolongan, namun kondisi Rafli sudah parah dengan luka bakar di sekujur tubuhnya.
“Korban ditemukan tergeletak di jalan dan motor jatuh ke saluran irigasi. Diduga kuat korban disambar petir,” jelas Marto Sudomo.
Korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Batu Betumpang, namun karena kondisinya yang kritis, Rafli dipindahkan ke RSUD Kriopanting.
Rafli mengalami luka di beberapa bagian tubuh, termasuk luka di jempol kaki kiri, pelipis kanan, dan lebam serta goresan di leher.
Diduga kuat petir menyambar kalung yang dikenakan Rafli saat kejadian.
Meskipun identitas korban awalnya tidak diketahui karena tidak membawa kartu identitas, warga setempat mengenali Rafli sebagai penduduk Desa Batu Betumpang.
Hingga berita ini diturunkan, Rafli masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan belum sadarkan diri.
Polsek Payung telah menginstruksikan Bhabinkamtibmas Desa Batu Betumpang untuk memantau kondisi korban yang masih dalam perawatan.
Dua orang tewas tersambar petir di Nyelanding
Sebelumnya berdasarkan catatan redaksi bangkapos.com, Dua orang warga Desa Nyelanding, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditemukan tewas, Selasa (11/6/2024) sore.
Kedua orang itu diduga tewas usai tersambar petir saat berada di kebun sawit.
Diketahui hujan lebat disertai petir melanda sebagian besar daerah Kabupaten Bangka Selatan sejak siang tadi.
Kapolsek Airgegas, Iptu Agam Gustafa Rikza membenarkan kejadian tersebut. Peristiwa itu terjadi pada sore tadi.
Kedua pria ditemukan terbujur kaku oleh warga setempat yang berada tak jauh dari lokasi.
“Betul, ada dua orang warga Desa Nyelanding tewas tersambar petir,” kata dia saat dihubungi Bangkapos.com, Selasa (11/6/2024) malam.
Meskipun begitu, Iptu Agam Gustafa belum mau berkomentar lebih jauh terkait dua orang yang ditemukan tewas tersambar petir.
Pihaknya juga masih terus melakukan pendalaman untuk mengetahui kronologi pasti peristiwa tersebut.
Iptu Agam Gustafa memastikan bakal memberikan informasi lanjutan dalam waktu dekat.
“Nanti akan kita berikan informasi lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Bangkapos.com, kedua korban merupakan kakak adik. Mereka bernama Pian dan Kedaber sapaan akrabnya.
Keduanya tewas usai tersambar petir saat memanen kelapa sawit di kebun.
Penyebab Petir
Dosen Teknik Elektro Universitas Bangka Belitung (UBB) Ir Wahri Sunanda menjelaskan mengenai karakteristik petir.
Menurutnya petir adalah muatan listrik berkumpul di dalam awan dan posisi awan semakin tinggi, dan muatan awan mengalami turbulensi udara.
Hal ini menyebabkan muatan listrik awan bergerak secara cepat dan terus menerus.
"Pergerakan ini akan membuat muatan positif dan muatan negatif memisahkan diri. Bagian atas awan akan mengumpulkan muatan positif, sedangkan muatan negatif akan terkumpul di bagian bawah awan.
Muatan negatif pada bagian bawah awan memiliki kecenderungan untuk berikatan dengan muatan positif yang ada di bumi," jelas Wahri kepada bangkapos.com, Senin (6/6/2022) kemarin.
Wahri menyebutkan, jika muatan negatif pada dasar awan sudah cukup besar, aliran muatan negatif dari awan akan menuju ke bumi.
"Ketika petir menyambar, akan terjadi pertukaran muatan negatif dari awan dengan muatan positif dari bumi.
Saat pertemuan muatan negatif dan muatan positif inilah terlihat petir dan suara guruh," sebutnya.
Terkait petir menyambar seseorang yang sedang bermain ponsel menurut Wahri tidak memiliki hubungan dan pengaruh.
Dia menyebut ada tiga faktor utama yang mempengaruhi lokasi tempat petir akan menyerang.
Yakni ketinggian, bentuk runcing dan isolasi yang menjadi faktor dominan sambaran petir.
"Sehingga hal yang perlu diperhatikan adalah lokasi serta memastikan diri berlindung di tempat yang aman," bebernya.
Antisipasi Tersambar Petir
Guna menghindari sambaran petir di lingkungan rumah, berikut ini sejumlah hal yang dapat dilakukan:
Tidak memasang tiang antena TV atau sejenisnya yang terbuat dari logam yang terhubung ke bagian instalasi rumah dengan posisi tinggi.
Antena yang terbuat dari logam dapat dipasang setidaknya lebih rendah dari pohon tinggi atau objek tinggi lain disekitarnya.
Memasang penangkal petir di sekitar rumah.
Objek lain yang dapat berfungsi sebagai alat penangkal petir adalah pohon tinggi di sekitar rumah, yang setidaknya berjarak lebih dari 2 meter.
Sementara, jika tengah berada di luar rumah, BMKG melalui akun media sosial Instagram @infobmkg membagikan tips agar terhindar dari sambaran petir. Di antaranya:
- Segera masuk ruangan.
- Jangan berlindung di bawah pohon.
- Jauhi kolam renang.
- Jauhi tempat terbuka.
- Jauhi tiang listrik.